
JAKARTA, MEDIANADNEWS.COM: “Paduka Yang Mulia” Wali Nanggroe Teugku Malik Mahmud Al-Haytar lantik/kukuhkan, Dr Ir Surya Darma, MBA sebagai ketua Majelis Adat Aceh (MAA) perwakilan DKI Jakarta dan Banta Umar B Alwy sebagai Sekretaris serta pengurus lainnya masa bakti 2023-2028.
“Serimoni pelantikan bersejarah MAA dimaksud, dilaksanakan di Lantai 4 Gedung Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Sabtu (18/03/2023) malam juga Dihadiri Dewan pengurus MAA Perwakilan Jakarta, Mantan Menteri Agama RI Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi, Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri Dr. Drs. Safrizal Z.A., M.Si, Tokoh Aceh Jakarta and mantan Pj Gubernur Aceh Dr. Ir. Tarmizi Abdul Karim, M.Sc dan tokoh-tokoh Aceh di Jakarta.Serta dipandu oleh Sekretariat MAA Perwakilan Jakarta, yakni Syahrul Arifin,S.Sos dan Farhan Jafar, SH.
Pengukuhan yang mengambil tema “Tapeukong adat, tapeukuat syedara” diharapkan mampu melestarikan adat dan adat istiadat masyarakat Aceh di perantauan Jakarta.
Serta terbentuknya perwakilan tersebut, hasil keputusan Ketua MAA Nomor 812.29/66/2023 tentang pembentukan Majelis Pemangku Adat dan Dewan Pengurus MAA Perwakilan Provinsi DKI Jakarta, yang dibacakan langsung oleh Sekretaris MAA Perwakilan Jakarta Banta Umar B. Alwy diksempatan itu.
Dalam kesempatan yang sama juga ketua MAA Perwakilan Jakarta dipeusijuek (tepung tawar) oleh Wali Nanggroe yang didampingi oleh Tokoh Aceh Jakarta, Mustafa Abu Bakar dan DR Tgk H Rusli Hasbi sebagai perwakilan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia.
SAMBUTAN WALINANGGROE
Dikesempatan itu, Walinanggroe Malik Mahmud Alhaytar mengatakandAceh sebagai ujung tombak penanggung jawab pembangunan adat istiadat diamanahkan kepada majelis adat Aceh. Serta visi lembaga ini adalah untuk membangun masyarakat aceh yang beradat, berbudaya, berlandaskan dinul islam.
tentunya visi tersebut tidak hanya bagi masyarakat aceh yang tinggal di Aceh, tapi juga bagi diaspora Aceh yang tersebar di seluruh nusantara, termasuk di ibukota negara ini.
DKI JAKARTA
Khusus untuk Jakarta Wali Nanggroe memandang,”Sebagaimana kita ketahui bersama, sebagai kota metropolitan yang dihuni oleh beragam etnis dan suku bangsa, DKI jakarta menjadi salah satu kota yang menjadi tujuan para perantauan, termasuk perantauan dari aceh. baik mereka yang bergerak di bidang niaga, pemerintahan, politisi, dan bidang-bidang lainnya.
Meskipun jauh dari kampung halaman, sebagai perantauan, setiap individu Aceh yang ada di dki jakarta ini tetunya wajib meninggikan adat dan budaya Aceh, yang berlandaskan dinul islam, tanpa mengenyampingkan adat istiadat di masing-masing tempat.

Tentu, Majelis Adat Hakarta akan sangat membantu dalam upaya mewujudkan cita-cita tersebut. para pengurus MAA perwakilan DKI Jakarta yang saya banggakan pada kesempatan ini, perlu juga saya ingatkan kembali bahwa, kekhususan dan keistimewaan yang diperoleh Aceh, merupakan berkat dari perjuangan panjang selama puluhan tahun, dan dinamika politik antara aceh dengan pemerintah republik indonesia perang bersenjata telah kita akhiri lewat perjanjian mou helsinki tahun 2005 di Finlandia.
Dimana dari perjanjian tersebut pemerintah pusat menjanjikan berbagai kekhususan dan keistimewaan yang berhak diterima oleh Aceh. Namun hingga memasuki usia 18 tahun perdamaian, masih ada banyak butir-butir perjanjian dan pasal-pasal dalam undang-undang pemerintah aceh yang belum diimplementasikan oleh pemerintah pusat.
Kita telah bertekad, untuk menuntut hak-hak yang telah diberikan tersebut sampai kapanpun. oleh karena itu, sangat dibutuhkan dukungan dari segenap bangsa aceh, baik yang berada di aceh, maupun yang diperantauan, khususnya yang berada di Kota Jakarta, tempat para petinggi negara berdomisili.
Selain sebagai kegiatan pengukuhan majelis adat Aceh perwakilan DKI Jakarta, acara yang kita ikuti pada hari ini hendaknya juga dapat dijadikan sebagai ajang konsolidasi orang-orang aceh di perantauan.
Selain itu juga sebagai forum tukar fikiran dengan saudara-saudara kita di Kota Jakarta, yang juga merupakan bagian dari daerah khusus di indonesia. Sangat penting adanya konsolidasi dan forum komunikasi, untuk memperjuangkan apa yang telah dijanjikan oleh pemerintah pusat kepada Aceh.
Karena jika MoU Helsinki gagal untuk diimplementasikan, hal itu tidak hanya menjadi memori buruk bagi orang Aceh, tapi juga menjadi catatan buram sejarah Republik Indonesia yang ceritanya akan tersebar ke seluruh nusantara.
Selamat atas pengukuhan maa perwakilan dki jakarta, periode 2023-2028. Semoga kehadiran MAA disini akan memberikan dampak positif bagi perantauan Aceh, khususnya dalam upaya memperjuangkan implementasi kekhususan dan Keistimewaan Aceh Seperti yang telah diperjanjikan.
SAMBUTAN KETUA MAA
“Kolektif Kolegial” PROVINSI ACEH yang disampaikan KETUA I Tgk YUSDEDI Serta memandang, terlaksananya Pengukuhan Pengurus Majelis Adat Aceh Perwakilan Jakarta, yang telah dilaksanakan dan di kukuhkan oleh PYM Wali Nanggroe Aceh yang cukup penting untuk mewujudkan dan meneruskan kebesaran adat Aceh yang telah kita warisi dari para leluhur kita.
Sebagaimana kita yakini, adat Aceh merupakan bahagian yang tak terpisahkan dari kebijakan pemerintah Aceh, bahkan telah dituangkan dalam visi dan misi yang harus dilaksanakan dalam program pembangunan Aceh. Salah satu visi dan misi pemerintah Aceh menuju Aceh bermartabat yaitu Aceh Mauadat dan Meuadab, yang mengandung makna yang sangat luas, yaitu membina hati jiwa dan semangat ureung Aceh diperantauan melalui adat dan budaya Aceh.
Makna meuadab tidak boleh diterjemahkan dalam arti sempit, tetapi mengandung makna dan tujuan untuk mewujudkan masyarakat Aceh yang santun, damai, cerdas dan berakhlaq mulia. Serta menjauhi sikap dan perilaku intolerans, fitnah dan adu domba.
Kita semua yakin sekali bahwa adat Aceh diilhami dan sejalan dengan syariat Islam.”Sebagaimana pepatah yang sangat populer menyebutkan , Hukom ngen adat hanjeut cree, lagee zat ngen sifeut”. Ajaran Islam menjiwai dan memberikan spirit yang tinggi bagi pelaksanaan adat Aceh. Tidak boleh ada usaha untuk membenturkan adat dengan ajaran Islam dan tidak boleh terjadi pelaksanaan adat yang bertentangan dengan Islam, pintanya.
Kami juga mengharapkan sumbangsih pemikiran Pengurus MAA Perwakilan DKI dan Provinsi lain kedepan, dapat melihat bagaimana membangun gairah orang Aceh diperantauan untuk mau bekerja keras, tidak bermalas-malas dan tidak suka menganggur dan tidak menghabiskan waktu dengan sia-sia. Hal ini mungkin saja dapat dilakukan melalui pendekatan adat istiadat.
Tentu diperlukan pula langkah konseptual dari MAA Perwakilan, katanya.Sembari mengatakan, MAA Provinsi Aceh rerus mengembangkan sayap, yakni akan membentuk perwakilan MAA Provinsi lain dan luar negeri.
Ketua MAA DKI Jakarta Dr Ir Surya Darma mengatakan, siap mengembankan amanah dan menselaraskan/melaksanajan apa yang telah disampaikan Wali Nanggroe, Ketua MAA Provinsi, siap dijalankan seduai visi dan misi MAA dan Syariat. (*/non)